December 19, 2010

C Is For Christmas ♥


"From home to home, and heart to heart, from one place to another. The warmth and joy of Christmas brings us closer to each other.."

Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Ia bukanlah seorang yang kikir, melainkan seorang yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain. Namun ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal. Ia sungguh-sungguh tidak percaya. "Saya benar-benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih," kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja. "Tetapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya ".

Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian malam Natal di gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka. "Saya tidak mau menjadi munafik," jawabnya. "Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggu sampai kalian pulang."

Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali. Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.

"Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini," pikir pria itu. "Tetapi bagaimana saya bisa menolong mereka?"

Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Namun burung-burung itu tidak mau masuk ke dalam. "Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk," pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tetapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak juga menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju.

Pria itu mencoba menggiring mereka, tetapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, dan malah menjauhi kandang yang hangat itu. "Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan," kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Saya ingin sekali menolong mereka. Saya mengasihi mereka. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat menolong dan membawa mereka pada tempat yang aman."

Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah. Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata, "Sekarang saya mengerti, Tuhan", bisiknya dengan terisak. "Sekarang saya mengerti mengapa ENGKAU mau menjadi manusia."

Ketika aku membaca kisah ini, aku begitu tersentuh dan kembali merenungkan betapa besarnya kasih Tuhan dalam hidup kita. Mengapa Tuhan mau menjadi manusia - sama seperti kita, bahkan menderita untuk kita? Tuhan tidak lemah. Tuhan bukannya tidak berdaya. Justru Tuhan memiliki KUASA yang melebihi batas akal pikiran manusia. Tuhan yang rendah hati, tidak gila hormat dan kuasa. Tuhan yang memiliki HATI SEBAGAI HAMBA, mau lahir ke dunia, melayani, mengasihi dan menyelamatkan manusia untuk kemuliaan Bapa di Sorga.

Natal bukanlah sekedar pohon Natal dengan hiasannya yang mewah. Natal bukanlah sekedar lampu-lampu di pusat perbelanjaan - di jalan-jalan raya, baju baru, kue-kue, tukar kado, dan Santa Claus. Semua itu perlu untuk membangun suasana Natal yang indah, dan aku yakin kita semua menyukainya.. Tetapi yang terpenting ialah bahwa Natal ialah perwujudan Yesus sendiri. Bagaimana Yesus ingin kita memaknai Natal yang sesungguhnya. Ada sepenggal quote yang berkata demikian.. "Orang yang benar-benar buta ialah mereka yang tidak bisa merasakan Natal di dalam hatinya.."

Oleh karena itu, bukan harta, bukan pula segala kemewahannya yang Ia cari, melainkan HATI kita. Ya… Hati sebagai hamba Tuhan. Hati yang mau melayani dan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita - seperti yang telah Ia lakukan dalam hidup kita. Untuk itulah Yesus lahir, bukan untuk yang lain.. :)

C is for Christmas!

Christ is for Christmas!
Only Him!

Selamat Hari Natal, yang sebentar lagi akan kita rayakan.. Biarlah di manapun kita berada saat ini, sekalipun jauh dari orang-orang yang kita cintai, tetapi kasih Tuhan dalam damai Natal selalu menyertai hidup kita, dan selalu tinggal di dalam hati kita..
MERRY CHRISTMAS Papa, Mama, Citra, Oma dan semua yang membaca tulisan ini. Tuhan memberkati! :)

"
This, the spirit of Christmas, that forever and ever endures. May it leave its richest blessing in the hearts of you and yours.."

With love,
Lhalha

December 3, 2010

Follow Me! - God


Ketika aku masih kecil, aku melihat ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang sedang ia lakukan. Ia kemudian menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku mengatakan kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah hanyalah benang-benang ruwet dan sangat kacau.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembutnya:

“Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini. Nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuanku, dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.”

Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut bahkan menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil:

”Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu. “

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet dan sangat kacau.

Kemudian ibu berkata:

”Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, dan ibu hanya mengikutinya saja. Sekarang, dengan melihatnya dari atas, kamu dapat melihat keindahan dari apa yang telah ibu kerjakan.”

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan:

"Tuhan, apa yang Engkau lakukan? ”

Ia menjawab:

”Aku sedang merajut kehidupanmu.”

Dan aku membantah:

”Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah saja?”

Kemudian Tuhan menjawab lagi:

”Hambaku yang kukasihi, kamu teruskan saja pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaan-Ku. Satu saat nanti, Aku akan memanggilmu ke Surga dan mendudukkan kamu di atas pangkuan-Ku, dan kamu akan melihat rencana-Ku yang sungguh indah untukmu.”

"Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti. Namun, satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan b'ri. Tuhan-mu, tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti. Cobaan yang engkau alami takkan melebihi kekuatanmu.."

Lihatlah hari ini, dan hari esok yang selalu penuh harapan! Sebab Tuhan selalu menyertai kita, di manapun kita berada. Tidak ada waktu yang berlalu tanpa kehadiran-Nya. Sebelum kita menghadapi kekuatiran karena masalah, Dia telah menganugerahkan kita hati dan pikiran agar kita mengerti, bahwa kalau Tuhan telah menolong kita pada hari-hari yang telah lewat, maka hari ini pun, Tuhan pasti menolong kita, sehingga tak ada alasan untuk kita kecewa kepada-Nya. Tuhan sedang merajut renda kehidupan kita, dan Ia menjanjikan sebuah akhir yang indah! Maju terus bersama Tuhan kita!

Follow Me! - God

With Love,

Lhalha