August 15, 2010

Cycling -- With A Faithful Friend

Hi temen-temen.. Selamat hari Minggu!
Mungkin sebagian dari kalian ada yang sudah pernah membaca kisah ini. Namun aku ingin membagikannya karena kisah ini membuatku merasa sangat terberkati. Sebuah renungan di hari Minggu, semoga bisa menguatkan kita semua :)

Bersepeda Bersama Yesus


Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke dalam Surga atau dicampakkan ke dalam Neraka pada saat aku meninggal nanti. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku sama sekali tidak mengenal-Nya.

Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah.
Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda tersebut.

Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya, namun terasa membosankan. Tetapi...
Di saat Yesus yang memegang kendali,
Ia tahu jalan yang panjang dan terasa amat menyenangkan.

Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Pada saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya!

Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia berkata :
"Ayo, kayuh terus pedalnya!"
Aku takut, khawatir, dan bertanya :
"Aku mau dibawa ke mana, Tuhan?"
Yesus hanya tertawa dan tak menjawab,
dan aku mulai belajar percaya.

Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata :
"Aku takut!"
Yesus menurunkan kecepatan,
mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.

Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan. Orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan..
Ya, perjalananku bersama Tuhanku!

Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami. Kemudian, Yesus berkata :
"Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya;
jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita."

Maka, aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang amat membahagiakan.

Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepada-Nya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda -- Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia pun tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan.

Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh. Aku menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang SETIA: Tuhan Yesus Kristus.

Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus hanya tersenyum dan berkata: "Mengayuhlah terus, Aku bersamamu."

(Ternyata Yesus tidak sejauh yang kita bayangkan. Bahkan Ia selalu ada bersama-sama dengan kita, mendampingi kita sebagai sahabat yang setia. Ia hanya sejauh doa).

*sumber: “Thoughts For The Day”
by Chuck Ebbs, 19 Feb 2003*


Temen-temen.. :)
Tanpa kita sadari...
Hidup ini ibarat mengayuh sebuah sepeda.
Ketika kita terpuruk, atau mengalami depresi karena sebuah masalah yang besar, perumpamaannya seperti saat kita berhenti mengayuh sepeda kehidupan yang kita kendarai. Kemudian, apabila kita berlama-lama meratapi 'kejatuhan' kita, berarti kita berhenti di tempat, hanya menangisi apa yang terjadi, tanpa tahu hal-hal baik yang mungkin akan terjadi di depan.

Masalah dalam hidup ini memang seringkali datang tanpa diduga -- kita bisa jatuh seketika dari sepeda kehidupan kita. Namun, dalam situasi seperti itu, kita hanya dihadapkan oleh dua pilihan : bangun lagi dan melanjutkan perjalanan, atau berhenti dan hanya meratapi kejatuhan kita tanpa berusaha memperbaikinya.

"Our greatest glory is not in never failing,
but in raising up every time we fail." --
Ralph Waldo Emerson

Saat Yesus menjadi pengendali kehidupan kita, percayalah segalanya akan berbeda.
"Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda -- Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia pun tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku tidak takut lagi."

Teruslah melangkah, dan jangan menyerah. Kesulitan-kesulitan yang kita alami hanyalah sebagian kecil perjalanan panjang hidup ini. Tanpa kesulitan, manusia tidak akan pernah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selalu ada yang indah, di balik kesulitan-kesulitan yang kita alami. Dan ingatlah : 'Badai pasti berlalu. Nantikanlah pelangi sehabis hujan.'

"Things will happen in our life, that we can't stop, but there's no reason to shut out the world. There's a purpose for the good and for the bad."
-- Crazy Pete

Mengayuh sepeda kehidupan bersama sahabat kita yang SETIA: Tuhan Yesus Kristus.
Hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang sesungguhnya amat sangat menyenangkan. Suatu hari nanti kita takkan lagi mampu mengayuh sepeda tsb, tetapi kapan? Hanya Tuhan yang tahu.

Hanya Tuhan yang tahu --
seberapa jauh kita akan melangkah.
Tetapi jadikanlah setiap langkah kehidupan kita berarti, dengan menjadi berkat bagi banyak orang :)

No one will see me quit, because I simply won't. If I've decided to start something, I'll try my best to finish it, and do it as well as I can, with Jesus as my faithful friend.

With love,
Lhalha

2 comments:

  1. Laras blog kamu bagus!! terus berkarya yah laras ..GBU ALL

    ReplyDelete
  2. Ini Ci Seli yaa? Kangeeen cii.. Makasiih yaa bwt comment-nya.. God bless you too, cii :)

    ReplyDelete